1, 2, 3 Action !
Bikin film yang oke ternyata bukan hanya mengandalkan kata ‘ action ! ‘, kamu harus tau ‘ genre ‘ yang dipilih, menyiapkan ‘ storyboard ‘ dan mempertimbangkan ‘ angle of framing ‘. So, are you ready for a shot ?
– Auteur: Seorang film-maker ‘ all in one ‘ yang bertanggungjawab terhadap semua elemen produksi film. Mulai dari ide, pakem sampe teknik pembuatan flm. Dia juga biasanya memiliki otorisasi ato posisi yang cukup berpengaruh di dunia film.
– Angle of framing: Posisi kamera pada waktu pengambilan gambar. Misalnya hih angle, on the same level ( a straight-on angle ato low angle ).
– Genre: Klasifikasi film yang dibuat mengacu pada karakter, style, dan situasi tertentu. Misalnya horor, action, science-fiction, komedi, ato drama.
– Film Noir: Sering disebut juga sebagai ‘ dark film ‘. Istilah yang pertama kali dipake oleh kritikus film Prancis terutama pada film produksi Amerika yang pada waktu itu banyak mengambil genre thriller ato detektif sebagai bentuk protes sosial mereka terhadap pemerintah. Film jenis ini biasanya bernuansa muram dan menggunakan teknik pencahayaan rendah ( low key lighting ).
– Diegetic Sound: Setiap unsur suara yang sumbernya berasal dari dalam cerita di film itu. Misalnya suara percakapan karakter sampe sound effect tertentu.
– Non Diegetic Sound: Ilustrasi musik ato scoring film.
– Internal Diegetic Sound: Suara yang direpresentasikan dalam adegan seolah-olah berasal dari pikiran sang tokoh dalam cerita. Dalam hal ini tentu saja hanya penonton yang dapat mendengar pikiran-pikiran sang tokoh tersebut.
– Plot: Jalan cerita ( beserta semua detail pendukung ) dalam suatu film. Mulai dari relasi para karakter, peristiwa-peristiwa berdasarkan urutan kronologis, durasi sampe setting lokasi.
– Point of View Shot ( POV Shot ): Teknik pengambilan gambar dimana kamera berperan seolah-olah adalah ‘ mata ‘ dari si karakter.
– Storyboard: Alat yang digunakan untuk merencanakan visualisasi dari adegan yang dalam produksi suatu film. Bisa berupa gambar dengan penjelasan/ deskripsi di bawahnya.
– Duration: Waktu yang diciptakan untuk kebutuhan suatu plot cerita.
– Flashfoward: Perpindahan alur cerita, dari masa kini, ke kejadian di masa depan, untuk kemudian kembali ke masa kini lagi.
– Dissolve: Suatu transisi antara dua gambar, yang ditandai dengan adanya ‘ seolah-olah ‘ pembauran gambar pertama dengan gambar berikutnya.
– Montage: Sebuah teknik editing, penggabungan beberapa gambar untuk menghasilkan suatu cerita yang sinkron.
– Postsynchronization: Proses memasukkan suara ke gambar, di dalamnya termasuk dubbing, diegetic music dan sound effects.
– Sinematografi: Teori dan teknis dari proses pengambilan gambar.
Read Full Post »