Ternyata semenjak ribuan tahun yang lalu, kecantikan sudah menjadi bentuk tren di kalangan masyarakatnya. Bahkan dari berbagai belahan dunia, beragam cara mereka lakukan agar tampak cantik.
- Zaman Mesir Kuno
37 tahun sebelum masehi, Cleopatra telah memiliki spa pribadi yang komposisinya berupa aspal dan garam yang diambil dari Laut Mati. Masyarakat Mesir kuno juga memiliki wadah sendiri untuk menyimpan produk perawatan kulit dan kosmetik mereka lengkap dengan keterangan manfaatnya.
Pemakaian kosmetik yang meluas di kalangan masyarakat Mesir kuno ini dibuktikan dari ditemukannya residu kosmetik di dalam sebuah makan yang berusia lebih dari 3000 tahun.
Ada lima item kosmetik yang menentukan status sosial pemakainya yaitu eyeliner, parfum, sabun, minyak tubuh dan cat kuku. Seorang bangsawan Mesir akan memoles kukunya dengan warna merah menyala, sedangkan rakyat jelatanya berkuku pucat.
- Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Masyarakat Yunani kuno senang sekali menggunakan yoghurt untuk merawat kulit. Selain itu, mereka juga meyakini kalau kotoran buaya dapat menghambat proses penuaan kulit. Untuk memutihkan dan menghilangkan noda di wajah, mereka menggunakan bubuk timbal putih.
Sementara perempuan Iran kuno menggunakan darah sapi yang dicampur berudu dan daun pacar untuk mewarnai rambut.
- Abad Pertengahan di Jepang
Para Geisha-nya memutihkan kulit dengan adonan tepung beras dicampur dengan kotoran burung. Ramuan ini kemudian dioleskan ke seluruh wajah.
Di zaman itu, kulit putih pucat menjadi simbol kecantikan, sehingga banyak perempuan yang rela melukai diri hingga berdarah supaya terlihat pucat.
- Zaman Renaisans
Zaman ini, perempuan berwajah pucat juga dikatakan terlihat lebih cantik. Karenanya, perempuan di zaman Renaisans memakai kosmetik yang mengandung karbohidrat, hidroksida dan oksida timbal.
Hal ekstrim lainnya yaitu dengan menempelkan lintah di dekat telinga hingga lintah tersebut menghisap darah mereka dan akhirnya mereka terlihat lebih pucat.
- Zaman Ratu Elizabeth
Perempuan di Inggris kala itu lebih memilih pemakaian alkali sebagai pewarna rambut sehingga rambut mereka rontok. Itu pula sebabnya perempuan di zaman itu lebih memilih wig untuk menutupi rambut mereka yang rontok.
Kulit pucat merupakan lambang status sosial tinggi pada abad ke-15 dan ke-16 di Eropa. Untuk memutihkan kulitnya, Ratu Elizabeth I menggunakan lapisan tebal cat timbal yang beracun. Hal ini juga dilakukan perempuan bangsawan lainnya.
Untuk memperbesar pupil dan membuat matanya terlihat lebih cerah, Ratu Elizabeth I mencetuskan tren pemakaian obat tetes mata yang terbuat dari tanaman nightshade yang beracun.
- Zaman Modern
Di zaman modern sekarang ini, tren kecantikan berkembang pesat didukung pula oleh teknologi. Karenanya cantik instan melalui jalur operasi, laser, obat-obatan dan lain sebagainya kini lebih banyak peminatnya dibandingkan dengan cantik melalu cara tradisional yang membutuhkan ketelatenan.